KONEKSI ANTAR MATERI – KESIMPULAN DAN REFLEKSI
PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA
Oleh : Fakhriah, S.Pd.
CGP A.8 SMK Negeri 3 Lhokseumawe
Ki hajar Dewantara adalah tokoh pendidikan nasional yang pemikiran-pemikirannya telah mengubah dunia pendidikan di Indonseia sejak zaman kolonial. Lahirnya Taman Siswa pada tahun 1922 sebagai gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa. Taman siswa ada sebagai jiwa rakyat untuk merdeka dan bebas. Semboyan Ki Hajar Dewantara yang menjadi trilogy pendidikan Indonesia adalah Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.
Pendidikan merupakan kunci dari peradaban manusia. Pendidikan adalah tempat untuk menumbuhkembangkan kebudayaan yang ada dalam masyarakat. Pendidikan dan pengajaran yang berguna adalah pendidikan yang memerdekakan manusia. Manusia yang merdeka adalah manusia yang mampu berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Menurut Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah menuntut kodrat yang ada pada anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
1. Apa yang anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?
Sebelum mempelajari modul 1.1 Refleksi Filosofis Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, sebagai guru saya meyakini bahwa guru adalah pusat informasi yang sangat dibutuhkan oleh murid untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilannya. Selain itu saya juga menuntut siswa untuk memperoleh nilai pengetahuan yang tinggi diatas KKM, tanpa melihat kondisi dan kemampuan anak, saya menganggap semua anak memiliki tingkat intelijensi yang sama. Saya merasa adanya batasan antara guru dan murid. Saya merasa saya lebih tahu dari mereka dan tanpa saya menjelaskan pelajaran saya yakin murid tidak dapat memahaminya.
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?
Pemikiran Ki Hajar Dewantara memberi pengaruh terhadap pemikiran saya tentang pendidikan. Pendidikan yang dimaksudkan oleh Ki Hajar Dewantara adalah memberikan tuntunan kepada murid dengan mengarahkan murid agar mencapai keselamatan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia dan juga anggota masyarakat, bukan hanya memberikan ilmu pengetahuan saja. Pendidik harus mampu mengembangkan minat dan bakat murid sesuai kodrat anak, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman.
Pendidikan diibaratkan sebagai lahan pertanian, petani diibaratkan sebagai pendidik, dan benih tanaman sebagai muridnya. Petani dapat memanen hasil tanamannya sesuai dengan benih yang ditanam. Akan tetapi, untuk membuat benih itu tumbuh dengan baik, petani harus merawat tanaman itu dengan baik, dengan menyiramnya, memberi pupuk dan mengatur cahaya matahari. Diibaratkan benih tanaman yang ditanam adalah benih padi, maka yang dipanen petani adalah padi, tidak mungkin dapat merubah hasil tanaman menjadi jagung atau tanaman lainnya. Begitu juga halnya pendidikan, hidup tumbuhnya anak terletak di luar kecakapan atau kehendak kita, sehingga mereka hidup dan tumbuh sesuai dengan kodratnya sendiri. Kita pendidik hanya mampu menuntun tumbuh kekuatan-kekuatan kodrat itu, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya itu. Pendidik itu menuntun dan harus mampu mengembangkan minat dan bakat murid sesuai kodrat anak.
Sebagai pendidik kita harus menyadari bahwa pendidikan juga berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam merupakan lingkungan dimana anak berada. Dalam proses pembelajaran, pendidik harus memperhatikan lingkungan dimana tempat tinggal anak dan menyesuaika, adat dan budaya lokal. Sedangkan kodrat zaman pendidikan menekankan kemampuan anak sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidik juga harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat menuntun murid sesuai dengan kodrat zaman, dengan tetap memperhatikan adat budaya yang berlaku di masyarakat. Untuk pendidikan saat ini pendidik harus menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki keterampilan abad 21.
Peran keluarga juga sangat penting dalam menumbuhkembangkan motivasi dan kreativitas murid. Karena keluarga merupakan tempat utama melatih pendidikan sosial dan karakter seorang anak. Keluarga merupakan ruang lingkup terkecil di dalam bermasyarakat. Budi pekerti adalah keselarasan hidup di dalam tumbuh kembangnya antara cipta, rasa, karsa dan karya. Budi pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya sendiri (memerdekakan) diri dan kemerdekaan orang lain. Melalui pendidikan kita semua berharap murid-murid kita tumbuh menjadi sebaik-baik manusia yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta berbudi pekerti yang luhur.
3. Apa yang dapat saya terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?
Pertama saya harus menyadari bahwa setiap anak memiliki keunikan masing-masing. saya harus memberikan kebebasan kepada murid untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya masin-masing.
Kedua saya mencoba menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, dengan mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih baik lagi agar dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Dengan memberikan permainan-permainan sesuai dengan materi pelajaran.
Ketiga, saya berupaya untuk melakukan pembelajaran yang berpusat pada murid, dengan memberikan ruang kepada murid untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, memberikan kesempatan kepada mereka untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Saya sebagai pendidik hanya sebagai fasilitator yang membimbing dan mengarahkan mereka.
Keempat, saya mencoba pembelajaran yang saya lakukan tidak hanya terfokus kepada penyampaian materi ilmu pengetahuan saja, tetapi juga perlu penanaman sikap dan budi pekerti. Dengan memasukkan nilai-nilai agama dan kebudayaan dalam proses belajar mengajar.
Terakhir, saya berharap dapat memaknai semboyan Ki hajar Dewantara, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. Dari depan saya bisa memberikan teladan, ditengah bisa menggugah semangat dan dari belakang bisa memberikan motivasi dan dorongan.